DIALOG: Tokoh masyarakat Belawan H Irfan Hamidi berdialog dengan pihak proyek penimbunan tanah depo kontainer dan Lurah Belawan II.
BELAWAN – Sejumlah warga mendatangi lokasi penimbunan tanah untuk pembangunan depo kontainer di Jl. Pelabuhan Raya Lingkungan 30 Kelurahan Belawan II Kecamatan Medan Belawan, Jumat (13/9).
Pasalnya, keberadaan proyek pembangunan depo kontainer tersebut meresahkan warga karena timbunan tanah menjorok ke pemukiman warga sekaligus menyebabkan terjadinya banjir di pemukiman warga.
Selain itu, timbunan tanah proyek membuat paluh jadi tertutup dan dikhawatirkan akan menutup alur ke pemukiman warga yang mayoritas nelayan tradisional.
Para warga yang didominasi kaum ibu menemui pengawas proyek dan Lurah Belawan II Sarima Pulungan yang langsung datang ke lokasi bersama kepala lingkungan setempat.
Tokoh masyarakat Belawan H Irfan Hamidi meminta agar Camat Medan Belawan dan Lurah Belawan II agar mengontrol proyek penimbunan tanah pembangunan Depo Kontainer secara intens sehingga tidak berdampak kepada warga.
“Kami bukan menolak proyek penimbunan depo kontainer ini namun perhatikanlah dampak pembangunan ini terhadap rumah-rumah warga yang ada di sekitar proyek pembangunan ini. Jangankan rumah warga, Kantor Camat Medan Belawan saja tergenang banjir,” pinta Irfan Hamidi.
Dijelaskan Hamidi, hujan deras yang akhir-akhir ini membuat kawasan pemukiman di Kelurahan Belawan II terendam banjir ternyata akibat penimbunan tanah pembangunan Depo Kontainer ini.
“Saat banjir menggenangi rumah-rumah warga, ternyata disebabkan adanya penimbunan tanah di proyek pembangunan Depo Kontainer ini. Jadi, kami minta pembangunan depo kontainer ini segera memperhatikan dampak proyek penimbunan tanah sekaligus membuat batas-batas tanahnya (site plan) agar tidak terjadi konflik di kemudian hari,” tegas Irfan Hamidi.
Irfan Hamidi juga meminta pihak pengembang secepatnya memastikan batas-batas tanahnya dengan tanah warga.
Sementara itu, Lurah Belawan II Sarima Pulungan menyebutkan bahwa adanya penimbunan tanah tersebut menyebabkan terjadinya pendangkalan sehingga menutup alur air di pemukiman warga.
“Saya sudah berkordinasi dengan pihak pembangunan proyek agar memperhatikan dampak pembangunannya dan mencegah terjadinya kedangkalan namun sudah dua hari saya lihat belum ada pergerakan untuk mengatasi kedangkalan tersebut,” ujar Lurah Belawan II.
Lurah Belawan II juga mendesak pihak pengembang agar secepatnya membangun saluran air agar tidak terjadi kedangkalan paluh. (wil)