Ketua Umum KONI Sumut, John Ismadi Lubis
MEDAN – Penjualan tiket melalui aplikasi e-tiketing PON XXI/2024 Aceh-Sumut ternyata bermasalah, setelah tiket habis diborong oleh pihak tertentu. Akibatnya penonton menjadi sepi karena masyarakat tidak bisa menyaksikan serunya persaingan dalam. Ajang multi event tersebut.
Ketua Umum KONI Sumut, John Ismadi Lubis mengaku prihatin dengan kondisi ini. Ia meminta agar sistem penjualan tiket secara online itu dievaluasi atau dibatalkan.
“Saya sudah minta penjualan tiket online dengan sistem online atau e-tiket dievaluasi atau dibatalkan, masyarakat tidak bisa menonton karena tiket sudah diborong oleh pihak-pihak tertentu,” ujar John Ismadi Lubis ketika diwawancarai wartawan, Sabtu (31/8).
Disarankan, tiket dijual langsung di venue saja. “Bagusnya dijual langsung di venue saja, tak ada salahnya kalau tiket tidak gratis, tapi dijual saja di venue, dengan harga Rp 10.000,” saran John Lubis.
Tiket yang pada semua Cabor saat ini, habis terjual secara online. Seperti terpantau Cabor senam dan futsal yang dimainkan di GSG dan GOR Futsal di Jalan Pancing, menjadi sepi penonton. Dan, mayoritas hanya ofisial tim dari masing-masing provinsi.
Tiket dengan aplikasi e-tiket, terpantau habis pada semua Cabor. tak hanya senam dan futsal, tiket untuk Cabor lainnya seperti akuatik, cricket yang dimainkan di Sumut, habis diborong, pihak tertentu.
Penonton Cabor futsal sangat kecewa tidak menyaksikan langsung pertandingan futsal PON 2024 ini karena tiket sudah habis, padahal penonton sepi.
“Kami sangat kecewa. Kami tidak bisa menyaksikan pertandingan futsal PON ini. Tiket di aplikasi sudah habis, tapi penonton di lokasi tidak ada. Kenapa bisa begini?” tanya Dedek Lubis di Medan, Jumat (30/8).
Ketua Bidang Promosi dan Pemasaran PB PON XXI Wilayah Sumut Faisal Arif Nasution ketika dikonfirmasi Jumat (30/8) mengatakan, kosongnya beberapa bangku penonton pertandingan futsal karena masyarakat beramai-ramai memesan tiket gratis melalui e-ticket tapi tidak datang ke venue pertandingan.
“Mereka memesan e-tiket, tapi tidak datang ke venue. Akibatnya e-tiket habis, tapi venue kosong,” ujar Faisal Arif.
Hal ini menjadi kajian PB PON sendiri untuk mencari solusi agar penonton sudah pesan tiket tapi datang ke venue pertandingan. “Ini menjadi kajian kami dan masih mencari solusi agar kejadian ini tidak terulang”, kata Faisal.
Selain itu, PB PON memang membatasi e-tiket untuk mengantisipasi adanya lonjakan penonton di venue pertandingan.
Habisnya tiket, secara tidak langsung merugikan kontingen Sumut, sebab suporter Sumut tidak bisa memberikan dukungan kepada atlet tuan rumah. (wil)